Refleksi wisudaFebruari 2011


Sabtu, 19 Februari 2011
WISUDA 2011

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh beberapa temanku. Pasalnya hari ini mereka diwisuda J. Mmmm... terbayang senyum bahagia bercampur haru dari wajah-wajah penuh senyum yang akan kujumpai di kampus nanti (setiap wisuda, aku dan teman-teman sering ke kampus untuk memberikan ucapan selamat bagi para wisudawan/wati). Penantian selama kurang lebih 4-5 tahun terbayar sudah. Satu hari kebahagiaan dan kebanggaan membayar semuanya !!!. Congrats untuk teman kost ku Taya (Marsya Lesnussa), Patrick, Gia, Angel, Grace, Monce (Pelma), Pace Toni (Pelma), dan adik KTB ku Lidya Novalina. Senangnya bisa menyaksikan mereka bergembira di hari ini setelah perjuangan antara molor tak molor, atau lulus tak lulus, thanks God buat setiap proses indah nan luar biasa yang Kau sertakan dalam satu titik hidup mereka.
Nah, setiap kali momen wisuda, sudah menjadi kebiasaan di lingkungan KTI untuk membuat momen Pelepasan Wisudawan dimana setiap wisudawan/wati yang berasal dari lingkungan KTI (baik mendapat beasiswa atau tidak, yang penting dari daerah KTI : NTT, Maluku, Palangkaraya, Papua, dan Toraja) untuk berkumpul bersekutu bersama sambil membahagiakan kebahagiaan dari para wisudawan/wati. Hari ini pun ada momen tersebut.
Acara dimulai jam 6 pm, aku pun sudah enggan untuk pergi sebab sebelumnya sudah berjanji untuk mengadakan rapat sie acara untuk persiapan Paskah Alumni Perkantas Jatim. Aku pun seperti mencari alasan pembenaran bahwa aku ada rapat nih, so aku gak bisa ikut bergabung dalam acara tersebut.
Lho, tapi kan rapat itu masih sangat mungkin untuk ditunda dan lagi momen pelepasan wisudawan ini hanya diadakan 2 x setahun dan sebenarnya alasan yang paling utama adalah karena Taya (teman kost ku red-) akan membahagiakan kabar sukacita ini pada semua yang hadir, masa aku tega untuk tak ikut?
 Hanya saja dorongan dalam diri untuk tak hadir cukup kuat. Aku mengingat-ingat lagi, kenapa aku mesti seperti ini? Mengapa aku cenderung untuk menghindari keramaian? Cenderung untuk bersembunyi dibalik padatnya kegiatan-kegiatan yang sebenarnya masih dapat ku atur sedemikian rupa agar hal yang penting dan mendesak ini lebih didahulukan dari pada hal yang penting namun tak mendesak. Mengapa seorang Isan cenderung mencari-cari alasan pelayanan atau sesuatu yang menurutku “penting” untuk tidak bersosialisasi dengan yang lainnya? Apa karena aku tidak PD dengan diriku?? Apa karena aku merasa tidak terlalu mampu membawa suasana yang ceria? Atau bahkan aku merasa tidak penting dalam sebuah momen sehingga aku berpikir sebaiknya aku tak ikut saja. Ada apa dengan diriku TUHAN? TUHAN, tolong jangan biarkan aku menghindar dari bersosialisasi dengan orang-orang sekelilingku L. Ada juga alasan lain yang terbersit, apa mungkin aku juga merasa tidaklah menjadi fokus dalam sebuah momen besar tersebut. Sebab di momen-momen tersebut, yang berbahagialah yang akan menjadi pusat perhatian, yang akan dielu-elukan, yang akan dicari-cari sedang aku gak sama sekali.. mmmm betapa egoisnya aku.
Hari ini aku disadarkan bahwa bersosialisasi itu penting. Seorang Isanna tak akan mampu hidup sendiri. Aku pastinya akan membutuhkan orang lain untuk berbagi rasa serta pasti aku dapat juga belajar dari orang lain. Thanks God for still reminding me.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer