No More Darkness


Kamis, 10 Februari 2011


No More Darkness







Selama beberapa hari hujan dan panas datang silih berganti, membuat sebagian besar orang tak begitu nyaman untuk beraktivitas di luar ruangan. Begitu pun dengan pengalaman yang kualami tepatnya kemarin (Rabu, 9 Februari 2011).
Sepulang kerja, dikarenakan masih ada sesuatu hal yang mesti dilakukan, aku pun tak langsung kembali ke kost-kostan ku. Aku baru bisa pulang sekitar jam 05.15 pm. Menurut prediksiku, aku akan tiba di kost-kostan sekitar pukul 05.40 pm. Namun sesuatu hal yang diluar dugaan pun terjadi, tiba-tiba aku melihat langit yang tadinya biru dan dihiasi cahaya matahari yang hangat, berubah menjadi sangat gelap bahkan pekat dan angin pun bertiup dengan kencangnya. Mmm cepat sekali perubahan cuacanya, batinku.

Aku pun bersiap-siap pulang. Tak lupa langsung mengenakan jas hujan/mantel hujan sebab hujan bisa datang sewaktu-waktu dijalan. Ternyata yang kuprediksikan memang benar adanya. Baru saja mengendarai sepeda motorku sekitar 100 m, hujan pun mulai turun dengan derasnya disertai angin yang tak kalah kencangnya. Aku pun tetap saja mengendarai sepeda motorku, walaupun sempat terpikir untuk berteduh hingga hujan agak reda. Namun saat itu, kondisi jalanan yang memang gelap sehingga aku tak terlalu dapat mengandalkan pertolongan kaca spion seperti mengisyaratkan padaku untuk tetap memacu sepeda motorku walau dalam kecepatan yang rendah. Sembari tetap berjalan, doa tak henti kupanjatkan dalam hati agar TUHAN tetap menyertai dan menjagaiku ku sebab aku sangat khawatir akan kondisi hujan yang sangat deras membuat jarak pandang menjadi sangat berkurang. Bahkan aku juga sampai tak dapat melihat apapun, selain lampu dari kendaraan-kendaraan di sekelilingku. Juga, udara dingin pun juga menyelimuti tubuh ku yang juga hampir basah sebab guyuran hujan memang tak tanggung-tanggung. Aku berusaha menguatkan hati untuk tetap bertahan dalam kondisi tak mampu melihat apapun di hadapanku. Yang kurasakan waktu itu adalah ketakutan sebab aku tak dapat melihat sekeliling dengan jelas, selain itu aku juga takut tak dapat melihat dan menghindar jika ada lubang di jalanan.
Setelah kejadian tersebut, aku pun merefleksikan sesuatu. Aku berpikir mengapa aku tadi merasa ketakutan? Aku tak takut akan macet, atau hujan, atau pun angin. Yang kutakutkan adalah kegelapan yang ada di sekelilingku yang membuatku tak dapat melihat dengan jelas kendaraan-kendaraan yang berjalan di sekelilingku. Aku takut akan kegelapan!!! Sebab karena kegelapan, aku tak bisa melihat sekitar.

Gelap berarti “tidak ada cahaya; kelam; tidak terang”. Itulah yang alami. Hanya samar-samar melihat lampu-lampu disekelilingku. Apa jadinya jika hidupku dipenuhi kegelapan? Aku pastinya akan sangat merasa ketakutan sebab aku tak akan tahu ke arah mana aku sedang melangkah. Kemungkinan akan terjatuh, terseret, menabrak bahkan nyasar akan sangat besar. Aku sangat membutuhkan terang hidup itu. Terang yang tetap mengarahkanku agar aku tak terjatuh bahkan tersesat. Aku tak mau hidup dalam kegelapan sebab akan sangat tak mengenakan. Hal ini dapat diumpamakan seperti perjalananku mengendarai sepeda motor tanpa cahaya yang cukup, bisa mengakibatkan kecelakaan tentunya. Aku tak mau hidup dalam kegelapan lagi. Aku mau hidup dekat dan tetap bersama terang yang abadi dan kekal itu, yaitu Kristus itu sendiri. Sebab hanya Kristus saja yang dapat membawaku mengarungi kehidupan yang penuh dengan kegelapan ini.

Komentar

Postingan Populer